Sabtu, 03 April 2021

Bijak Menentukan Waktu Kegiatan Luar Sekolah Anak Anda







David Vilches on Unsplash - 

Apakah anak Anda pergi latihan sepak bola sebanyak 5 hari dalam seminggu? Atau cukupkah latihan sebanyak 3 hari dalam seminggu?

Orang tua biasanya sedikit bingung ketika harus memutuskan berapa banyak waktu yang dibutuhkan untuk anak-anak mereka mengikuti kegiatan luar sekolah.

Ada yang berpendapat bahwa karena sebagian besar kegiatan itu menyenangkan, anak-anak akan rajin mengikuti kelas-kelas ini.

Tapi yang dikhawatirkan adalah ketika mereka terlalu banyak mengikuti kegiatan fisik, itu akan membuat anak kelelahan dan sakit.

Berikut ini adalah panduan sederhana di Amerika Serikat yang akan membantu Anda memutuskan berapa banyak waktu kegiatan yang disarankan untuk anak:

1. Usia Taman Kanak-Kanak.

Pada usia ini, anak Anda baru mulai belajar berinteraksi dan mulai terbiasa dengan disiplin. Maka, kegiatan setelah sekolahnya harus sederhana dan tanpa beban.

Satu atau dua kali per minggu mengikuti kelas sudah cukup di awal waktunya.

Setelah anak mulai merasa tenang dan terbiasa, cobalah aktivitas yang lebih menantang seperti belajar musik.

2. Sekolah Tingkat 1.

Kegiatan permainan dan kunjungan taman cukup direkomendasikan sebanyak satu atau dua kali per minggu.

Hindari aktivitas olahraga yang kompetitif, karena anak ini masih terlalu kecil untuk memikirkan antara menang dan kalah. 

Setelah kesibukan sehari penuh belajar di sekolah, anak membutuhkan kegiatan yang sehat untuk menyalurkan energinya yang terpendam.

Aktivitas fisik dan olahraga non kompetitif adalah yang terbaik untuk usia ini.

2. Sekolah Kelas 2.

Anak Anda sudah cukup dewasa untuk menyuarakan pendapat tentang kegiatan apa yang dia inginkan. 

Olahraga, skating, berenang, atau komputer adalah kegiatan yang biasa disukainya. Maka, Anda bisa arahkan dia ke sana.

Banyak juga anak yang memulai pelajaran musik pada usia ini.

Jangan lupa berikan anak Anda kebebasan di mana dia dapat bersantai dan melakukan apa pun yang dia inginkan dengan sendirinya.

3. Sekolah Kelas 3.

Sosialisasi mulai menjadi pusat perhatian anak pada tingkat kelas 3. Maka, olahraga tim adalah salah satu pilihan yang tepat.

Mengembangkan keterampilan motorik, melukis, menggambar dan yang lain juga bagus untuk anak pada usia ini.

Biarkan anak-anak menjelajahi bidang minatnya. Namun sediakan waktu yang cukup untuk dia berkumpul bersama keluarga dan bermain dengan teman-temannya.

4. Sekolah Kelas 4.

Pada usia kelas 4, anak akan memberi tahu Anda apa yang dia suka. Ia perlu terlibat dalam aktivitas yang akan meningkatkan kepercayaan dirinya.

Hal ini juga akan membantunya mengelola emosional, karena pada saat itulah tekanan sosial mulai meningkat. 

Waspadalah terhadap masalah pekerjaan rumah yang diberikan gurunya. Anak Anda akan membutuhkan lebih banyak waktu untuk belajar.

Sangatlah penting menentukan waktu yang tepat bagi anak untuk mengerjakan tugas sekolah dan aktivitas lainnya.

5. Sekolah Kelas 5.

Anak kelas lima itu penuh dengan energi dan ingin melakukan apa saja. Dia mungkin dengan mudah mengabaikan pelajaran di sekolahnya.

Jadi, perlu pengawasan ketat tentang apa saja yang dilakukan anak Anda. Luangkan satu atau dua hari libur untuk waktu bersama keluarga dan aktivitas bermain.

Pada usia ini adalah waktu yang tepat untuk membuat anak Anda tertarik pada pengabdian masyarakat.

6. Sekolah Menengah.

Saat memasuki sekolah menengah, jauhkan dia dari berlama-lama menonton TV. Ajak anak Anda terlibat dalam aktivitas yang mendorong pembelajaran.

Prestasi akademis dapat ditingkatkan dengan mengajak remaja Anda untuk bergabung dengan klub belajar seperti Pramuka, klub bahasa, klub catur, dan lainnya.

Sebagai aturan umum di Amerika Serikat, sebanyak 16-20 jam aktivitas ekstrakurikuler anak dalam seminggu sudah lebih dari cukup.

Tapi perhatikan tanda-tanda saat dia mulai kelelahan.

Apa yang Anda pilih untuk anak dan berapa lama dia harus mengerjakan kegiatan, pada dasarnya ditentukan oleh temperamen masing-masing anak.

Sebagai orang tua, Anda harus mengamati anak Anda dengan cermat dan mendasarkan keputusan Anda pada umpan balik dari anak itu sendiri.
Baca Juga :

Artikel Terkait