Minggu, 28 Mei 2017

Menanti Isyarat Kematian Menurut Buku Dialog dalam Kematian

Tags






Menanti Isyarat Kematian (Buku Dialog Dalam KEMATIAN)

Assalamualaikum Wr Wb

Allah SWT. sungguh maha pengasih dan penyayang. Karena kasih sayang-Nya kepada manusia, Allah swt. merahasiakan datangnya kematian.

Tidak seorang pun diberitahu. Sebaliknya, kematian pasti datang sewaktu-waktu.

Bayangkan sekiranya jauh hari kita diberi tahu kapan ajal tiba ! Mungkin kita akan menjalani kehidupan ini dengan susah dan selalu diliputi kesedihan.

Semakin dekat dengan ajal, kesedihan tersebut semakin bertambah berat. Tentu kita akan menjalani hidup ini dengan murung, selalu menangis, dan menghabiskan seluruh waktu untuk bersujud.

Atau mungkin sebaliknya, kita akan menghabiskan umur kita untuk memuaskan nafsu kita dengan bermaksiat, lalu bertobat dan menyedekahkan seluruh harta kekayaan 1 jam sebelum kematian.

Jika demikian, tentu semua orang akan masuk surga.

Terdapat 2 sisi kehidupan di dunia ini : Yakni baik dan buruk, benar dan salah, ingat dan lupa, dan lain sebagainya.

Demikian juga terdapat 2 sisi kehidupan di akhirat : Surga dan neraka, bejo nan cilako. Tidak mungkin semua orang baik sebagaimana tidak mungkin semua orang masuk surga.

Allah menciptakan neraka bukan supaya ada orang yang berbuat buruk, melainkan tawaran agar manusia bebas memilihnya.

Untuk menjaga kebebasan memilih ini maka Allah merahasiakan kematian setiap orang.

Sekalipun kematian dirahasiakan, Allah swt. memberi isyarat yang sangat kasat. Perhatikanlah kehidupan di sekeliling kita.

Semua bergerak dan berubah, sejalan dengan gerak matahari yang mengomando pergantian siang dan malam.

Tidak ada seorangpun yang mampu menahan pergantian siang dan malam, persis tidak ada seorang yang mampu menghindari proses kehidupan, dari balita menjadi tua renta.

Mustahil orang lanjut usia kembali remaja dan mustahil pula orang hidup tidak akan meninggal.

Perubahan pada diri kita, juga merupakan isyarat yang sangat nyata. Rambut yang semula hitam kelam memutih dengan tumbuh uban di kepala, kulit yang semula mulus menjadi keriput.

Otot kencang menjadi berkerut, gigi yang semula penuh menjadi ompong seperti bocah yang masih ngempong. Tubuh gagah perkasa menjadi bongkok dan sangat renta.

Pendengaran dan penglihatan sedikit-demi sedikit berkurang. Kemudian kita menjadi seorang tua yang pikun yang tidak mengenali segala sesuatu yang diketahui sebelumnya.

Persis seperti bocah kecil. Bukan hanya badan dan indranya yang lemah, tetapi juga kemampuan akal pikiran.

Sungguh perubahan pada diri kita yang demikian ini merupakan isyarat kematian yang sangat nyata. Sekalipun demikian, banyak diantara kita kurang menyadarinya.

Kematian bukan hanya pantas bagi orang lanjut usia. Melainkan juga pantas pagi segala usia. Ada yang meninggal ketika masih muda belia, bahkan tidak sedikit kematian datang di usia balita.

Pintu menuju kematian atau sebab kematian diantaranya, sakit, kecelakaan, kelaparan, kebakaran, perang, perkelahian, eksekusi, dan bunuh diri.

Bahkan kematian bisa terjadi tanpa sebab apapun, semata-mata atas kehendak Tuhan.

(Baca surat al-Qashash ayat 88, yang artinya : "Segala sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Pada-Nya segala penentu, dan hanya kepada-Nya kamu sekalian dipulangkan."

Dirahasiakannya kematian oleh Tuhan terkandung hikmah yang sangat besar, agar kita setiap saat selalu waspada dan siaga dengan memperbanyak bekal, yakni iman dan amal kebajikan.

Agar kesempatan bertobat diri dari segala maksiat dan dosa yang terbentang sepanjang usia tidak kita sia-siakan.

Menunda tobat nasuha sampai datang usia tua semata bisikan setan. Jika ajal keburu tiba sebelum bertobat, tentu sungguh sangat celaka.

Maha Suci Allah, segala kekuasaan ada di tangan-Nya dan Ia Maha Kuasa atas segala sesuatu. 

Kematian dan kehidupan adalah semata-mata kehendak-Nya sebagai ujian untuk mengetahui siapa diantara manusia yang paling bagus amalnya. (Baca surat al-Mulk ayat 1ayat 2)

Barang siapa yang mengerjakan kebajikan sekecil dzarrah pun ia akan merasakan pahalanya, dan barang siapa mengerjakan kejahatan sekecil dzarrah pun ia juga akan merasakan siksaannya. (Baca surat al-Zalzalah ayat 7ayat 8)

Barang siapa yang berat (banyak dan berkualitas) timbangan kebajikannya, kelak akan mendapatkan kehidupan yang amat menyenangkan, sedangkan orang yang ringan (sedikit dan tidak berkualitas) timbangan kebajikannya, ia akan menjalani kehidupan di neraka Hawiyah yang sangat panas. (Baca surat al-Qori'ah ayat 6 - ayat 11)

"Becik ketitik ala ketara"  Tidak ada seorangpun yang mampu merahasiakan amal perbuatannya. Semua amal perbuatan direkam oleh malaikat petugas pencatat amal secara transparan.

Ketika kitab catatan amal itu diberikan, terkejutlah para pendosa dengan catatan yang ada di dalamnya, seraya berkata.

"Sialan !, Celakalah kita ! Semua kejahatan yang kecil-kecil, apalagi yang besar, tertulis lengkap, tidak ada yang ketinggalan sedikitpun." (Baca surat al-Kahfi ayat 49)

Kelah di hadapan pengadilan akhirat mulut yang suka berkhianat dibungkam rapat, sehingga tidak ada kesempatan membela diri.

Tangan, kaki, dan anggota badan lainnya menjadi saksi. (Baca surat Yasin ayat 65).

Tidak ada tempat bersembunyi bagi pelaku dosa, dan tidak ada kesempatan melarikan diri dari eksekusi pengadilan sejati, kecuali melarikan diri dan bersembunyi di sudut terdalam lubang neraka.

Sangat berbeda dengan pengadilan negeri, pengadilan tinggi dan pengadilan kasasi di dunia ini. Keputusan pengadilan dapat dibeli, aparat penegak hukum dapat dikelabuhi, alat bukti dapat dimanipulasi, dan sebelum eksekusi bisa melarikan diri.

Pencuri kelas teri dijebloskan ke dalam bui. Sedangkan penjahat kakap, aparat tidak berani menangkap.

Di dalam pengadilan akhirat, tidak ada pengacara yang dapat disewa dan tidak ada aparat malaikat yang dapat disuap.

Semua hakim dan pengacara dunia yang menjualbelikan perkara, semua pejabat dan penguasa yang menyalah gunakan jabatan dan kekuasaan.

Semua aparat yang sering menerima suap, semua elite politik yang tidak jujur, duduk sebangku bersama dengan maling, pemabuk, penjudi, dan pelacur. Mereka semua pasti divonis mati.

Pengadilan dan keadilan akhirat benar-benar akan terjadi. Setelah meninggal dunia, setelah jenazah dikuburkan, tidak habis perkara dan selesai urusan.

Melainkan, ini awal dari kehidupan sejati, yakni kehidupan hari akhir atau hari pembalasan. Sedangkan kehidupan yang kita jalani sekarang ini hanyalah sementara dan penuh kepalsuan.

Oleh itu, Allah membangkitkan setiap orang dari kuburnya. Yang demikian ini adalah ajaran utama seluruh kitab suci.

Sekian dan terima kasih. Wassalamualaikum Wr Wb

*Sumber : Buku Dialog-Dialog Dalam KEMATIAN
Baca Juga :

Artikel Terkait