Sabtu, 04 Desember 2021

Mengenal Karakteristik, Fungsi dan Model Penelitian Pendidikan dan Bahasa







Foto oleh olia danilevich: https://www.pexels.com/id-id/ -

Penelitian Pendidikan

Ruang Lingkup Diskusi: Bidang Pendidikan Bahasa

Karakteristik Penelitian Pendidikan

Penelitian pendidikan memiliki karakteristik (Arifin, 2011:4), antara lain:
  • Dapat memecahkan masalah-masalah praktis pendidikan
  • Memiliki tujuan dan manfaat yang jelas serta tepat sasaran
  • Dilakukan dengan sengaja, hati-hati, cermat, dan teliti
  • Dapat diuji kebenarannya
  • Dapat diulang oleh peneliti lain
  • Memiliki ketepatan dan keyakinan jika dihubungkan dengan populasi atau sampel
  • Objektif dan rasional
  • Berlaku secara umum
  • Efisien
  • Konsisten, baik antara perencanaan dan pelaksanaan maupun antara hasil penelitian dan tujuan penelitian.
  • Koheren antara satu bagian dan bagian yang lainnya.
Tujuan umum penelitian pendidikan:

Adalah untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, konsep, prinsip, dan generalisasi tentang pendidikan, baik berupa teori maupun praktik. (Arifin, 2011:5)

Fungsi Penelitian:
  • Fungsi pemecahan masalah (problem solving)
  • Fungsi pendeskripsian (descripstion)
  • Fungsi pengembangan (development)
  • Fungsi peramalan (prediction)
  • Fungsi perbaikan (improvement)
  • Fungsi penjelasan (explanation)
Beberapa Model Penelitian Pendidikan:
  • Penelitian Deskriptif dan Survei
  • Penelitian Eksperimen
  • Penelitian Tindakan Kelas
  • Penelitian dan Pengembangan
Penelitian Deskriptif dan Survei

a. Penelitian Deskriptif

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan dan menjawab persoalan-persoalan suatu fenomena atau peristiwa yang terjadi saat ini.

Baik tentang fenomena dalam variabel tunggal maupun korelasi atau perbandingan berbagai variabel.

Tujuan penelitian deskriptif yakni untuk menjelaskan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.

Jenis-jenis Penelitian Deskriptif, antara lain:
  • Penelitian survei.
  • Studi kasus.
  • Studi perkembangan.
  • Penelitian tindak lanjut.
  • Penelitian analisis dokumen/isi.
  • Studi waktu dan gerak.
  • Studi kecenderungan.
  • Studi perbandingan.
  • Studi korelasional.
  • Analisis kegiatan.
b. Penelitian Survei

Penelitian survei merupakan penelitian dengan mengumpulkan informasi dari suatu sampel dengan menanyakannya melalui angket atau wawancara untuk menggambarkan berbagai aspek dari populasi.
(Fraenkel & Wallen, 1993)

Tujuannya:
  • Mencari informasi faktual yang mendetail yang mencandrakan gejala yang ada.
  • Mengidentifikasi masalah-masalah atau mendapatkan justifikasi suatu keadaan & kegiatan.
  • Mengetahui hal-hal yang dilakukan sasaran penelitian dalam memecahkan masalah.
Jenis penelitian survei:
  • School survey.
  • Job analysis.
  • Document analysis.
  • Public opinion surveys.
Penelitian Eksperimen

Merupakan penelitian untuk mengetahui pengaruh atau hubungan sebab-akibat (cause and effect relationship).

Caranya adalah dengan membandingkan satu atau lebih kelompok eksperimen yang diberi perlakuan dengan kelompok kontrol yang tidak menerima perlakuan.

Jenis-Jenis Penelitian Eksperimen:
  • Pra Eksperimen (pre experiment)
  • Eksperimen Murni (true experiment)
  • Eksperimen Kuasi/Semu (Quasi experiment)
  • Eksperimen Subjek Tunggal (single-subject experiment)
Eksperimen Murni (True Experiment)

Kelompok ini menguji variabel bebas dan variabel terikat yang dilakukan terhadap sampel kelompok eksperimen atau kelompok kontrol.

Sampel dari kedua kelompok yang memiliki ciri yang sama diambil secara acak (random).

Diberikan tes awal (pre-test) dan tes akhir (post-test).

Note:
  • Kelompok eksperimen adalah kelompok yang diberi perlakuan.
  • Kelompok kontrol adalah kelompok yang tidak diberikan perlakuan. Sebagai pembanding kelas eksperimen.
Dikatakan eksperimen murni, persyaratannya seperti berikut ini terwujud:
  • Apabila perlakuan selesai maka ada perbedaan antara kelompok eksperimen & kelompok pembanding.
  • Terdapat kelompok pembanding (kontrol) yang tidak diberi perlakuan.
  • Sebelum dilaksanakan eksperimen, kondisi kedua kelompok diusahakan sama.
  • Apabila eksperimen dilakukan terhadap orang, anggota kedua kelompok tidak terpengaruh akan status mereka sehingga hasil eksperimen tidak terkena Hawthorne effect atau John Henry effect.
Eksperimen Kuasi (Quasi Experiment)

Eksperimen ini disebut juga eksperimen semu. Tujuannya adalah untuk memprediksi keadaan yang dapat dicapai melalui eksperimen yang sebenarnya.

Tetapi tidak ada pengontrolan dan/ atau manipulasi terhadap seluruh variabel yang relevan. Tidak dilakukan pengacakan/ randomisasi.

Desain yang digunakan adalah desain pretest-posttest karena variabel-variabelnya banyak yang tidak bisa diamati.

Pada dasarnya penelitian eksperimen murni dan eksperimen kuasi/semu adalah sama.

Kedua penelitian ini bertujuan menunjukkan hubungan sebab akibat, dengan cara melibatkan kelompok kontrol disamping kelompok eksperimen.

Perbedaan mendasar kedua penelitian eksperimen ini adalah penelitian eksperimen murni menggunakan pengacakan/randomisasi dalam menentukan subjek penelitian.

Serta tidak dapat mengontrol validitas internal & eksternal. Sedangkan, pemilahan kedua kelompok pada eksperimen kuasi/semu tidak secara acak/random.

Tidak dapat mengontrol seluruh variabel tetapi dapat mengontrol validitas internal & eksternal.

Beberapa Model Penelitian Eksperimen:
  • Pretest-posttest control group design dengan satu macam perlakuan.
  • Pretest posttest control group design dengan dua macam perlakuan. Dua kelompok eksperimen & dua kelompok kontrol.
  • Solomon four group design.
Dengan menambahkan dua kelompok asli pada model pertama, tetapi salah satu kelompok tidak diberikan pre-test.

Model Eksperimen Lemah (weak experiment):
  • One shot case study, yaitu sebuah eksperimen yang dilaksanakan tanpa adanya kelompok pembanding dan juga tanpa tes awal.
  • One group pretest posttest design, yaitu eksperimen yang dilaksanakan pada suatu kelompok saja tanpa kelompok pembanding. Lebih sempurna dari pada model pertama karena menggunakan tes awal.
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research)

PTK adalah suatu studi percobaan yang sistematis untuk memperbaiki praktik pendidikan dengan melibatkan kelompok partisipan (guru), melalui tindakan pembelajaran dan refleksi mereka sebagai akibat dari tindakan tersebut. (Dave Ebbut, 1985)

Karakteristik PTK :
  • Dilakukan dalam bentuk refleksi diri.
  • Mengutamakan masalah-masalah praktis.
  • Fleksibel dan adaptif.
  • Tujuannya untuk memperbaiki praktik pembelajaran.
  • Menggunakan pendekatan kolaboratif.
  • Melibatkan kelompok partisipan untuk evaluasi kontiniu.
  • Memiliki kerangka kerja yang sistematis untuk mengembangkan keterampilan baru yang lebih baik.
  • Memiliki langkah spesifik yaitu rencana, tindakan, observasi, evaluasi, dan refleksi. Langkah-langkah tersebut membentuk suatu siklus yang bersifat on the spot.
  • Jika dilakukan berkelompok, masing-masing ada peran.
  • Hasil PTK dapat langsung diterapkan.
Penelitian dan Pengembangan / Research and Development (RnD)

Borg and Gall (1989) mengemukakan:
“Research and development is a powerful strategy for improving practice. It is a process to develop and validate educational products”
Contoh produk pendidikan yang dihasilkan:

Modul, buku teks, video, kurikulum, evaluasi, model pembelajaran dan sebagainya.

Produk pada penelitian R & D dapat berupa produk baru maupun produk yang dimodifikasi. Produk tersebut harus bermanfaat bagi dunia pendidikan.

Tiga komponen utama R & D :
  • Model pengembangan
  • Prosedur pengembangan
  • Uji-coba produk
Dengan kata lain R & D memiliki 3 jenis penelitian sekaligus. Yaitu survei kebutuhan (need survey), pengembangan produk, dan uji-coba produk. Melibatkan expert judgment untuk menilai produk.

Prosedur R & D :
  • Langkah ke 1 : Research & information collecting.
  • Langkah ke 2 : Planning
  • Langkah ke 3 : Develop Preliminary Form of Product
  • Langkah ke 4 : Preliminary Field Testing
  • Langkah ke 5 : Main Product Revision
  • Langkah ke 6 : Main Field Testing
  • Langkah ke 7 : Operational Product Revision
  • Langkah ke 8 : Operational Field Testing
  • Langkah ke 9 : Final Product Revision
  • Langkah ke 10 : Dissemination and Implementation
Penelitian Bahasa (Cakupan : Linguistik umum & pendidikan bahasa)

Definisi Penelitian Bahasa:

Penelitian bahasa adalah penelitian yang sistematis, terkontrol, empiris, dan kritis terhadap objek sasaran yang berupa bunyi tutur (bahasa). (Mahsun, 2005 : 2)

Tahapan Penelitian :
  • Tahap Pra penelitian (tahap penyusunan usulan penelitian).
  • Tahap Pelaksanaan Penelitian (berkaitan dengan pemilihan metode & teknik penyediaan, analisis, dan penyajian hasil analisis data).
  • Tahap Pasca penelitian (berkaitan dengan penyusunan laporan penelitian).
Masalah & Sumber Masalah dalam Penelitian Bahasa

Setidaknya ada 3 keadaan yang memunculkan masalah (McGuigan via Sevilla, dkk, 1993:4), yaitu :
  • Ada informasi yang mengakibatkan munculnya kesenjangan dalam pengetahuan kita.
  • Ada hasil-hasil (penelitian) yang bertentangan.
  • Ada suatu kenyataan dan kita bermaksud menjelaskannya melalui penelitian.
Contoh (berdasarkan nomor poin-poin sebelumnya):
  • Studi komperatif tentang satuan lingual kata & afiks (morfem terikat) antara bahasa A & bahasa B.
  • Terjadi perbedaan hasil dua penelitian yang menggunakan objek sasaran berupa bahasa & aspek kebahasaan yang sama.
  • Pemakaian bahasa dalam pidato/ pemakaian bahasa dalam iklan/ bahasa gaul dan sebagainya.
Ada 2 pendekatan yang digunakan ketika meneliti bahasa, yaitu:
  • Linguistik (mendeskripsikan bahasa secara ilmiah) melahirkan Studi Fonetik, Fonologi, Morfologi, Morfologi, Sintaksis, Semantik
  • Humanis (mendeskripsikan bagaimana manusia berkomunikasi) melahirkan Sosiolinguistik, Psikolinguistik, Pragmatik. Data linguistik disebut corpus.
Ilmu Linguistik dibagi menjadi 2 bidang besar :
  • Mikrolinguistik: Objek kajiannya adalah struktur internal bahasa yaitu sistem bunyi, sistem pembentukan kata, sistem susunan kalimat dan sebagainya.
  • Makrolinguistik: Objek kajiannya adalah hal-hal yang berkenaan dengan bahasa dalam hubungannya dengan faktor-faktor yang terdapat di luar bahasa itu (berkaitan dengan kebudayaan, sosial, pengajaran, dan sebagainya).
Contoh pada aspek morfologi:

Yang dapat diteliti seperti afiksasi, reduplikasi, komposisi, morfofonemik, dan sebagainya. Contoh rumusan masalah (langsung menjurus pada aspek-aspek yang ingin diteliti) :
  • Jenis-jenis afiks dan reduplikasi apa saja yang digunakan dalam pembentukan bahasa A ?
  • Apakah fungsi dan makna tiap-tiap afiks dan tipe reduplikasi tersebut ?
Contoh pada aspek sosiolinguistik :

Beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan cakupan persoalan kajian sosiolinguistik. Yaitu siapa berbicara dengan siapa, di mana, bilamana, untuk apa, atau mengapa, dan bagaimana.

Hipotesis dan Teori dalam Penelitian Bahasa

Kriteria hipotesis (Mahsun, 2005:14):
  • Hipotesis dirumuskan dalam bentuk kalimat deklaratif.
  • Hipotesis harus dapat diuji.
  • Hipotesis harus masuk akal (reasonable explanation).
Hipotesis merupakan jawaban tentatif atas suatu permasalahan yang akan dipecahkan melalui penelitian.

Hipotesis dibangun berdasarkan dengan pemikiran yang logis maupun teori/pengetahuan.

Pada penelitian bahasa, hipotesis tidak perlu dituangkan secara tertulis pada bagian tertentu pada laporan penelitian.

Sifatnya sangat deskriptif. 

Metode, Data, dan Teori dalam Penelitian Bahasa :

Mengenal Penelitian Pendidikan dan Bahasa - Sri Wahyu Widiati, S.S., M.Pd
Mahsun, 2005 : 18

Penelitian Bahasa secara Sinkronis dan Penelitian Bahasa secara Diakronis (Sumber: KBBI):
  • Sinkronis : Bersangkutan dengan peristiwa yang terjadi dalam suatu masa yang terbatas.
  • Diakronis : Berkenaan dengan pendekatan terhadap bahasa dengan melihat perkembangan sepanjang waktu dan  bersifat historis.
Mengenal Penelitian Pendidikan dan Bahasa - Sri Wahyu Widiati, S.S., M.Pd

Mengenal Penelitian Pendidikan dan Bahasa - Sri Wahyu Widiati, S.S., M.Pd
Kajian Struktur Internal Bahasa

Hierarki satuan-satuan bahasa:

Mengenal Penelitian Pendidikan dan Bahasa - Sri Wahyu Widiati, S.S., M.Pd

FONEM
  • Klasifikasi fonem/bunyi (vokal, diftong, konsonan).
  • Unsur suprasegmental (tekanan, nada, jeda).
  • Perubahan fonem (asimilasi & disimilasi, dan sebagainya)
Contoh Kajian :
  • Analisis fonem pada dialek Hokkaido.
  • Pengaruh perbedaan fonologi B. Indonesia & B. Jepang terhadap pembelajaran Hatsuon.
  • Kajian fonologi terhadap bahasa yang digunakan oleh pegawai kantoran, supir, pelajar, anak jalanan dan sebagainya.
  • Prosodi bersifat distingtif sehingga membedakan makna.
MORFEM
  • Klasifikasi morfem (morfem bebas & tak bebas, morfem utuh & terbagi, morfem segmental & suprasegmental, dan sebagainya).
  • Morfofonemik.
  • Proses morfemis (afiksasi, reduplikasi, komposisi, konversi, dan sebagainya)
Contoh kajian :
  • Reduplikasi pada Bahasa Jepang, kanzen juufuku & fukanzen juufuku. Komperatif dengan reduplikasi B. Indonesia.
  • Analisis kesalahan morfologi pada sakubun.
  • Penelitian morfologis dan semantis terhadap kata majemuk bahasa Jepang.
  • Afiks derivatif dalam bahasa Jepang.
KATA
  • Pembentukan kata (inflektif dan derivatif).
  • Adjektifa/verba/adverbia/nomina → ditinjau dari segi perilaku semantik/perilaku sintaktik/ perilaku bentuknya.
Contoh kajian :
  • Analisis kesalahan leksikal pada karangan mahasiswa.
  • Analisis terjemahan dan pemaknaan istilah teknis, studi kasus pada dokumen manual mesin.
  • Pembelajaran kosakata menggunakan metode mnemonic.
  • Kajian semiotika pada kanji.
FRASE
  • Frase Eksosentrik.
  • Frase Endosentrik.
  • Frase Koordinatif.
  • Frase Apositif.
  • Perluasan Frase.
Contoh kajian:
  • Analisis kontrastif frase numerilia B. Jepang & B. Indonesia (pada buku ajar bahasa Jepang untuk bisnis).
  • Analisis frase apositif pada percakapan bahasa Jepang.
KLAUSA
  • Klausa bebas & klausa terikat.
  • Klausa berdasarkan kategori unsur segmental yang menjadi predikatnya (klausa verbal, klausa nominal, klausa adjektifal, klausa adverbial, klausa preposisional.
Contoh kajian :
  • Analisis klausa pasif-aktif bahasa Indonesia dengan te-ageru, te-kureru, te-morau bahasa Jepang.
  • Analisis kontrastif klausa yang menggunakan kata ‘no’ dan ‘wa’ dalam bahasa Jepang dan kata ‘yang’ & ‘nya’ dalam bahasa Indonesia.
  • Analisis klausa subordinatif / koordinatif B. Indonesia & B. Jepang.
KALIMAT
  • Bentuk, kategori, fungsi, dan peran.
  • Jenis kalimat: Kalimat tunggal, kalimat deklaratif, kalimat imperatif, kalimat interogatif, kalimat eksklamatif.
  • Modus, aspek, kala, modalitas, fokus, & diatesis.
Contoh Kajian :
  • Interferensi sintaksis B. Indonesia ke dalam B. Jepang pada sakubun.
  • Analisis aspek pada kalimat bahasa Jepang.
  • Modalitas pada cerpen.
  • Kalimat interogatif pada sebuah film tentang polisi.
WACANA
  • Kohesi dan Koherensi.
  • Referensi dan Inferensi.
Contoh kajian :
  • Analisis wacana humor dalam variety show ‘warai ii tomo’.
  • Analisis wacana persuasif dalam iklan.
  • Kajian wacana inferensi pada film.
*Sumber: Sri Wahyu Widiati, S.S., M.Pd
*Sumber kedua: Isma Adini Putri
Baca Juga :

Artikel Terkait