Sabtu, 05 Agustus 2017

Identifikasi Bakteri Staphylococcus Aureus Pada Reputum, Vagina Kuda







Identifikasi Bakteri Staphylococcus Aureus Pada Reputum Dan Vagina Kuda (Equus Caballus)

Bakteri S. Aureus
dapat menyebabkan terjadinya berbagai jenis infeksi mulai dari infeksi kulit ringan, keracunan makanan sampai dengan infeksi sistemik.

Infeksi kulit yang biasanya disebabkan oleh S. Aureus yaitu impetigo, selulitis, folikulitis, dan abses.

Infeksi S. Aureus yang lebih berat diantaranya pneumonia, mastitis, infeksi saluran kemih, dan endokarditis.

Staphylococcus aureus juga merupakan penyebab utama sindrom syok toksik.

Dalam penelitian ini, identifikasi S. Aureus menggunakan sampel kuda yang berjumlah 10 ekor yang terdiri dari 5 betina dan 5 jantan.

Berumur 3-9 tahun yang berada di Desa Belang Bebangka, Gelelungi, Relop, dan Kelapeng.

Kriteria identifikasi untuk S. Aureus selain morfologi koloni secara mikroskopis serta kemampuan melisiskan darah pada media blood agar plate.

Antara lain meliputi kemampuan produksi enzim katalase yang membedakan S. Aureus dengan Streptococcus dan kemampuan fermentasi manitol pada MSA.

Identifikasi pada vagina membuktikan adanya mikroorganisme di vagina, S. Aureus dan Arcanobacterium Pyogenes yang paling banyak tumbuh di organ ini dibandingkan dengan jenis bakteri lain yaitu masing-masing 10 ekor dari 52 ekor sapi sehat.

Sedangkan 32 ekor lagi teridentifikasi jenis bakteri lain seperti, S. Epidermidis (2 ekor), S. Hyicus (2 ekor), S. Sacharolyticcus (1 ekor), S. Intermedius (4 ekor), S. Xilosaa (2 ekor), Peptostreptococcusspp (7 ekor), Bacteroides spp (7 ekor), Bacteroides Nodosus (1 ekor), Bacteroides Vulgatus (2 ekor), Bacteroides Melaninogénicus (3 ekor) dan E. Coli (1 ekor).

Selain vagina normal, vagina yang mengalami peradangan juga ditemukan Staphylococcus sp.

Staphyllococcus Aureus positif tumbuh pada media MSA, media dan koloni berwarna kuning karena terjadi fermentasi manitol menjadi asam.

Produk yang dihasilkan bakteri ini adalah asam organik yang mengubah indikator pH di MSA, merubah warna merah media MSA menjadi kuning cerah.

Hemolisin merupakan toksin yang dapat membentuk suatu zona hemolisis disekitar koloni bakteri. Hemolisin pada S. aureus terdiri atas α-hemolisin, β-hemolisin, dan γ-hemolisisin.

Staphylococcus aureus yang menghasilkan α-hemolisin akan membentuk zona terang di sekitar koloni.

Yang menghasilkan β-hemolisin akan membentuk zona gelap agak bening di sekitar koloni dan yang menghasilkan gama hemolisin tidak membentuk hemolisisin.

Hasil yang didapat pada seluruh sampel adalah β-hemolisin.

β-hemolisin adalah toksin yang terutama dihasilkan Staphylococcus yang diisolasi dari hewan, yang menyebabkan lisis pada sel darah merah domba dan sapi.

Uji katalase penting untuk membedakan Streptococcus dengan Staphylococcus. Uji katalase digunakan untuk mengetahui aktivitas katalase pada bakteri yang diuji.

Kebanyakan bakteri memproduksi enzim katalase yang dapat memecah H₂O₂ menjadi H₂O dan O₂. Pada bakteri yang bersifat katalase positif terlihat pembentukan gelembung di dalam tabung reaksi.

Staphylococcus aureus dapat tumbuh pada temperatur antara 150-450 dan pada NaCl 15% mampu memfermentasi manitol serta mampu memfermentasi glukosa menghasilkan asam laktat.

Uji fermentasi larutan manitol yang positif pada S. Aureus yaitu terjadi perubahan warna medium menjadi kuning.

Ini menunjukan bahwa S. Aureus merubah manitol yang menghasilkan asam laktat sehingga dapat mengubah pH medium menjadi asam.

Keberadaan bakteri di organ preputium dan vagina sangatlah komplek karena menyangkut interaksi dari berbagai faktor, baik dari host dan dari faktor virulensi bakteri.

Dua jalur utama terpapar bakteri bakteri adalah hematogen dan ascending.

Di preputium, jalur ascending bakteri melekat kepermukaan mukosa dan berlanjut ke organ preputium, hidup secara komensal di dalam preputium, penis, kulit perineum dan sekitar anus.

Peradangan pada vagina yang ditandai dengan erosi dan ulserasi ini sangat umum terjadi pada kuda.

Hal ini dikarenakan vagina dan vulva adalah organ kopulasi dan organ partus.

Perlukaan sangat rentan terjadi pada vagina, terutama saat pascapartus sehingga memungkinkan terjadinya infeksi S. Aureus yang rentan terhadap perlukaan.

Salah satu mikroorganisme yang paling banyak tumbuh pada organ preputium dan vagina adalah bakteri S. Aureus.

Lemahnya pertahanan tubuh telah menyebabkan bakteri S. Aureus dari organ preputium maupun vagina masuk ke dalam saluran kemih.

Bakteri ini kemudian berkembang biak di saluran kemih sampai ke kandung kemih bahkan sampai ke ginjal.

Mikroorganisme memasuki saluran kemih melalui urethra-prostata-vas deferens-buli-buli-ureter sampai ke ginjal.

Jalur masuk bakteri ke dalam tubuh yang paling sering adalah ketika selaput mukosa bertemu dengan kulit seperti saluran kelamin.

Setelah melalui uretra biasanya sudah tercemar dengan bakteri yang terdapat di meatus uretra dan preputium atau vagina.

Infeksi yang terjadi tergantung dengan virulensi kuman dan mekanisme pertahanan tubuh.

Selain itu, penggunaan antibiotik yang berlebihan dan perubahan genetik juga akan menyebabkan infeksi saluran kemih.

Staphylococcus Aureus memiliki plasmid yang berada di luar kromosom, plasmid mengandung berbagai macam gen, salah satu gennya adalah resistensi terhadap antibiotik.

Manajemen peternakan tradisional yang kurang memperhatikan sanitasi kandang dan tingkat perawatan kebersihan ternak kuda.

Sehingga dapat memberi peluang paparan kontaminasi berbagai mikroorganisme bakteri pada organ preputium maupun vagina.

Dapat disimpulkan dari hasil penelitian bahwa bakteri S. Aureus berhasil diidentifikasi pada seluruh swab preputium dan vagina kuda yang berumur 3-9 tahun di Belang Bebangka, Gelelungi, Reloop, dan Kelapeng Kecamatan Pegasing Kabupaten Aceh Tengah.

*Sumber: BARITO VERNANDO
Baca Juga :

Artikel Terkait