Senin, 29 Maret 2021

Ketika Anak Mulai Malas Ikut Kegiatan Luar Sekolah / Ekstrakurikuler







Siniz Kim on Unsplash - 

Mengapa Lisa selalu malas dan tidak semangat saat akan pergi ke kelas les pianonya? Kenapa Johnny membenci olahraga skateboard nya sekarang?

Padahal, anak-anak ini awalnya sangat antusias dengan program-program tersebut. Lalu, apa yang terjadi pada mereka ?

Orang tua sering kali dibingungkan oleh situasi yang mengganggu ini dan mereka akhirnya menerima nilai anak-anaknya yang tidak sesuai harapan.

Pertama masuk kelas teater barunya anak Anda terlihat sangat antusias, lalu hanya dalam beberapa minggu kemudian mereka malas dan mengeluh ketika akan berangkat latihan.

Hal pertama yang harus dilakukan orang tua ketika seorang anak mulai jenuh dengan aktivitas yang sebelumnya dicintai adalah dengan mendengarkan dan menyelidiki permasalahan.

Dengan demikian, Anda jangan langsung mengambil kesimpulan karena hal ini memerlukan sedikit penelitian.

Tanyakan kepada anak Anda kegiatan apa saja yang dia lakukan selama berada di kelasnya.

Cari tahu apa yang sebenarnya menjadi penyebab masalah. Kemudian ajukan pertanyaan yang sama kepada gurunya dan bandingkan catatan Anda.

Anda mungkin akan mendapatkan beberapa petunjuk penting. Biasanya, anak-anak berfikir bahwa semua kegiatan dari awal sampai akhir hanyalah bersenang-senang.

Ketika mereka menyadari bahwa di kelas tidak bisa hanya datang dan bermain, namun di sana perlu mengikuti aturan yang ada membuat mereka mulai merasa malas.

Anak Anda mungkin merasa jenuh jika program yang diikutinya terlalu terstruktur atau ketat aturan.

Jika tingkat disiplin yang terlalu ketat atau aktivitasnya terlalu menyakitkan seperti kelas karate, beberapa anak mungkin akan mulai tidak menyukainya. 

Cara mengatasi masalah ini adalah dengan menggunakan naluri Anda sendiri. Apakah kegiatannya menyenangkan atau tidak?

Jika itu Anda, apakah Anda ingin menghadiri kegiatan tersebut? Periksa juga apakah mereka menawarkan motivasi yang baik untuk membuat anak tetap tertarik?

Jumlah rasio guru dan anak juga merupakan faktor yang penting.

Anak-anak sangat membutuhkan perhatian dan jika jumlah guru di dalam kelas kurang, maka kemungkinan anak Anda kurang mendapatkan perhatian.

Rekomendasi di setiap negara biasanya menetapkan ada 1 guru untuk 15 anak. Anak-anak biasanya akan mencoba menghindari masalah yang tidak dapat mereka pecahkan.

Jika tidak ada masalah yang berkaitan dengan kelas dan gurunya, mungkin Anda perlu mengobrol dengan anak Anda.

Jika penilaian Anda menyatakan bahwa tempat tersebut bagus dan aktivitasnya cukup menarik, maka inilah saatnya untuk memberikan pengertian dan membujuk anak Anda.

Walaupun jarang terjadi, bisa saja di sana mungkin ada tekanan sosial yang terjadi di kelasnya. Apakah anak Anda punya teman di sana?

Jika dia kesepian karena kurangnya teman, bantu dia untuk menemukan teman. Setelah dia menemukannya, kemungkinan dia akan lebih semangat terlibat dalam aktivitas.

Jika semua upaya Anda tidak membuahkan hasil dan anak Anda masih menolak kelas gitar yang fantastis itu, maka inilah saatnya mengeluarkan ia dari kelas tersebut.

Setelah itu arahkan anak Anda ke program yang lain. Jika dia masih tertarik pada gitar, cobalah untuk mendaftarkannya lagi setelah beberapa bulan.

Intinya jangan pernah memaksa anak-anak, apalagi jika menyangkut kegiatan ekstrakurikuler.

Namanya juga "ekstra", mereka harus membawa kebahagiaan ekstra dan juga semangat yang ekstra.
Baca Juga :

Artikel Terkait