Minggu, 02 Desember 2018

Kisah Pendek Seekor Raja Burung Parkit







Raja Parkit

Tersebutlah kisah, seekor Raja Burung Parkit hidup beserta rakyatnya di sebuah hutan di Aceh. Hidup mereka damai, sampai kedamaian tersebut terganggu oleh kehadiran seorang pemburu.

Pada suatu hari, pemburu tersebut menaruh perekat di sekitar sangkar-sangkar burung di sana. Dan berhasil menjerat sekawanan burung parkit.

Mereka berusaha melepaskan sayap dan badannya dari perekat. Namun, usaha tersebut gagal. Hampir semuanya panik, kecuali si Raja Parkit.

Ia berkata, "Saudaraku, tenanglah. Ini adalah perekat yang dibuat oleh pemburu. Kalau pemburu itu datang, maka berpura-puralah mati.

Setelah melepaskan pemburu itu melepaskan perekat, ia akan memeriksa kita. Kalau ia mendapati kita mati, maka ia akan membuang kita.

Tunggulah sampai hitungan keseratus, sebelum kita bersama-sama terbang kembali."

Keesokan harinya, datanglah pemburu tersebut. Setelah melepaskan perekatnya, ia mengambil hasil tangkapannya.

Betapa ia kecewa setelah mengetahui burung-burung tersebut tidak bergerak, disangkanya telah mati.

Namun pemburu itu jatuh terpeleset sehingga membuat burung-burung yang ada di tanah terkejut dan terbang. Hanya Raja Parkit yang belum terlepas dari perekat dan ia pun ditangkap.

Raja Parkit meminta pada pemburu itu untuk tidak dibunuh. Sebagai imbalannya, ia akan selalu menghibur si pemburu.

Hampir tiap hari ia bernyanyi dengan merdunya. Kabar kemerduan suara burung itu terdengar sampai ke telinga sang raja pemimpin masyarakat.

Raja sangat menginginkan burung parkit tersebut. Kemudian sang Raja menukarkannya dengan harta benda yang sangat banyak.

Di istana sang Raja, raja burung parkit ditaruh di dalam sebuah sangkar emas dan setiap hari tersedia makanan yang enak-enak.

Namun, Raja Parkit tidak bahagia sebab ia selalu ingat hutan Aceh tempat tinggalnya. Pada suatu hari ia berpura-pura mati.

Sang Raja sangat sedih dan memerintahkan membuat sebuah upacara penguburan. Ketika persiapan berlangsung, burung itu diletakkan di luar sangkar.

Tanpa berlama-lama kesempatan itu ia gunakan untuk terbang mencari kebebasan. Ia terbang menuju hutan kediamannya, dimana rakyat burung parkit telah lama menunggu kedatangannya.
Baca Juga :

Artikel Terkait