Kamis, 07 Maret 2019

Sebuah Cerpen Jembatan Sillaturrahmi

Tags







Jembatan Sillaturrahmi

Di suatu desa hiduplah sepasang kakak beradik di daerah perkebunan apel. Suatu masa, mereka sedang ada masalah tentang kesalahpahaman.

Padahal sebelumnya mereka baik-baik saja bahkan mereka sempat menanam bibit pohon apel bersama.

Seketika itu persaudaraan mereka rusak karena kesalahpahaman kakak terhadap adiknya. Kakaknya mengira sang adik telah mengambil semua hasil panen buah apel yang sebenarnya tidak benar sama sekali. Sang kakakpun berkata kasar dan membenci sekali adiknya.

Karena perkelahian ini, mereka jadi tidak berkomunikasi satu sama lain dan adiknya mulai sangat tidak menyukai sifat kakaknya.

Suatu pagi, ada seorang yang mengetuk pintu rumah adiknya dan ia membukakan pintu. Ternyata yang mengetuk pintu itu adalah seorang tukang kayu.

Lalu berkata, "Aku sedang mencari pekerjaan untuk beberapa hari ini, mungkin anda ada pekerjaan untukku. Maukah anda menolongku ?" Tanya tukang kayu.

"Ya!", jawab sang adik. "Aku ada pekerjaan untuk mu. Lihat lubang parit besar di sana ? itu adalah ulah saudara saya. Dia membuat parit itu untuk memanas-manasi saya.

Aku mau anda membuatkan sesuatu untukku supaya aku dan saudaraku tidak dapat saling bertemu sapa lagi." Pinta sang adik yang sedang emosi.

"Aku pikir aku mengerti situasi ini, dan akan ku buatkan sesuatu untukmu." Jawab tukang kayu. Sang adik berharap tukang kayu itu membuat tembok yang besar.

Dan setelah menunggu semalaman, sang adik terkejut dengan apa yang terjadi.

Ternyata tukang kayu itu membuatkan sebuah jembatan besar yang memiliki pegangan tangan yang indah seperti di Film Frozen.

Tiba-tiba sang kakak datang ke rumah adiknya dengan senyuman yang lebar dan bahagia setelah melalui jembatan indah itu.

Menghampiri adiknya dan berkata, "Kamu memang adik yang baik dan rendah hati setelah semua yang aku lakukan terhadapmu, kamu menunjukkan kalau persaudaraan itu tetap utuh. Aku minta maav atas perkataanku kemarin dan aku sudah mengikhlaskan apel-apel itu untukmu."

Adiknya kebingungan karena ia tidak bermaksud demikian.

Saat menaiki jembatan itu, sang adik melihat ada sepucuk surat lalu membacanya.
"Untukmu yang memberiku pekerjaan, berbaikanlah kamu dengan saudaramu. Saudara sedarah itu sebenarnya lebih mengerti keadaan kita dari siapapun. Oh iya, jika anda ingin memberikanku imbalan, aku mau buah apel hasil panen kebunmu nanti. Ku lihat kebun apel itu belum pernah di panen karena kelihatannya masih muda."
Ternyata selama ini telah terjadi kesalahpahaman seorang kakak kepada adiknya dan sekarang mereka sudah berbaikan kembali.

Padahal saat itu, sang kakak salah melihat kebun apel bahwa bukan kebun mereka yang telah diambil buahnya itu melainkan kebun tetangganya yang hampir berdekatan.

Saat kebun apel mereka telah panen, sebagian buah apel mereka jual dan sebagiannya lagi mereka bagikan ke masyarakat sekitar serta kepada tukang kayu yang telah membuatkan jembatan penghubung yang indah itu.

TAMAT.
Baca Juga :

Artikel Terkait